Tuesday, June 16, 2015

Pembuatan Portal E-learning dengan Moodle

Model-Model PBK

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH)

  • Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
  • Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
  • PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

Konsep Dasar (Basic Concept)

Guru atau fasilitator  memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.


d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.


5. Penilaian (Assessment) 


Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.


SISTEM PENILAIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik softwarehardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

SISTEM PENILAIAN

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

Tuesday, March 17, 2015

Pengalaman belajar dan pembelajaran saya

Pengalaman saya saat belajar di bangku sekolah dasar sangat biasa. Saya bahkan tak mampu menduduki peringkat 10 besar, namun nilai saya lumayan bagus. Saya suka bermain bersama teman-teman, saling mengejek dan bercerita tentang kartun terbaru. Guru yang mengajar juga ramah-ramah namun terkadang juga kejam, mereka tak segan untuk memukul kami apabila kami salah. Saya masih ingat ketika saya dipukul oleh guru IPS saya . Pada saat itu saya tidak mampu menghapal nama-nama ibu kota di setiap provinsi di Indonesia. Saya malu, ditertawakan oleh teman-teman saya. Pada saat itu yang terlintas di fikiran saya adalah bahwa guru nya killer, jadi sebelum guru menyuruh saya menghapal,saya sudah lakukan dirumah.

Pada saat SMP dunia persaingan mulai nampak, saya duduk pada kelas unggulan yang didalam nya terdapat orang-orang yang pintar. Keaktifan dalam kelas pun sangat terlihat , semua berusaha untuk menjadi yang terbaik di kelas. Apa pun yang di tanyakan oleh guru kami lahap habis. Saya juga punya rival disana. Kami selalu berlomba dalam menjawab soal yang diberikan guru, bahkan nilai kami juga hampir sama.

Pada saat SMA pembelajaran saya biasa saja, tidak terlalu semngat juga tidak terlalu malas. disini saya menemukan sahabat-sahabat baru, belajar mengenai dunia luar. Mungkin benar masa SMA adalah masa paling indah, mungkin karena disana saya baru mengenal apa itu cinta, juga sahabat. Guru-guru sangat bersahabat bahkan lebih enak di ajak curhat bareng. Paling teringat saat akhir kelas 3 semua bersemangat mengejar cita-cita memilih universitas yang diinginkan. Serasa film 5 cm, tiap hari belajar mulu , sampe jam 10 malam pun masih di bimbel untuk diskusi. Saat-saat yang indah bersama sahabat-sahabat.

Dari ketiga zaman, zaman smp yang tidak terlalu berkesan. Saya tak tau mengapa, mengapa sampai sekarang tidak ada hasrat ingin mengadakan reuni dengan teman-teman SMP ku dulu.  Apa mungkin kami juga sering bertemu saat di bangku SMA?  Pada saat aku SMA beberapa dari teman SMP ku ada yang satu SMA dengan ku.

Sekarang adalah saat dimana aku menduduki bangku kuliah. Kuliah bukan tempat untuk mencari IP yang tinggi, atau bukan tempat cepat-cepatan tamat. Kuliah ini adalah jembatan untuk menjadi manusia yang bisa berguna di masyarakat. Mencari teman sebanyak-banyak nya, mencari peluang, menemukan hal baru itu yang saya dapat dari perkuliahan saya. Saya punya mimpi, suatu saat saya akan membuka lapangan kerja baru bagi rakyat indonesia. Dan sekarang saya sedang fokus menjalankan usaha saya bersama orang tua saya dalam bidang souvenir dan peralatan sekolah yaitu binder. Kalian bisa melihat web saya di www.binderkeren.com Semoga banyak yang meng-amin-kan doa saya ini.

Demikianlah pengalaman belajar saya, semoga bermanfaat dan menginspirasi banyak orang . Trims